Berdasarkan bentuk keseluruhan tampilan dan bentuk
kerangka, bangunan joglo dapat dibedakan menjadi 4 bagian :
- Muda (Nom) : Joglo yang bentuk tampilannya cenderung memanjang dan meninggi (melar).
- Tua (Tuwa) : Joglo yang bentuk tampilannya cenderung pendek (tidak memanjang) dan atapnya tidak tegak / cenderung rebah (nadhah).
- Laki-laki (lanangan) : Joglo yang terlihat kokoh karena rangkanya relatif tebal.
- Perempuan (wadon / padaringan kebak) : Joglo yang rangkanya relatif tipis / pipih.
Di bagian tengah pendapa terdapat empat tiang utama
yang dinamakan sakaguru. Ukurannya harus lebih tinggi dan lebih besar dari
tiang-tiang / saka-saka yang lain. Di kedua ujung tiang-tiang ini terdapat
ornamen / ukiran.
Bagian atas sakaguru saling dihubungkan oleh
penyambung / penghubung yang dinamakan tumpang dan sunduk. Posisi tumpang di
atas sunduk.
Dalam bahasa Jawa, kata “sunduk” itu sendiri berarti
“penusuk”.
Di bagian paling atas tiang sakaguru inilah biasanya
terdapat beberapa lapisan balok kayu yang membentuk lingkaran-lingkaran
bertingkat yang melebar ke arah luar dan dalam. Pelebaran ke bagian luar ini
dinamakan elar. Elar dalam bahasa Jawa berarti ‘sayap,. Sedangkan pelebaran ke
bagian dalam disebut ‘tumpang-sari’. Elar ini menopang bidang atap, sementara
Tumpang-sari menopang bidang langit langit joglo (pamidhangan).
1.
Molo (mulo / sirah / suwunan), balok yang
letaknya paling atas, yang dianggap sebagai “kepala” bangunan.
2.
Ander (saka-gini), Balok yang terletak di
atas pengeret yang berfungsi sebagai penopang molo.
3.
Geganja, konstruksi penguat / stabilisator
ander.
4.
Pengeret (pengerat), Balok penghubung dan
stabilisator ujung-ujung tiang; kerangka rumah bagian atas yang terletak
melintang menurut lebarnya rumah dan ditautkan dengan blandar.
5.
Santen, Penyangga pengeret yang terletak
di antara pengeret dan kili.
6.
Sunduk, Stabilisator konstruksi tiang
untuk menahan goncangan / goyangan.
7.
Kili (Sunduk Kili), Balok pengunci
cathokan sunduk dan tiang.
8. Pamidhangan (Midhangan), Rongga yang
terbentuk dari rangkaian balok / tumpang-sari pada brunjung.
9.
Dhadha Peksi (dhadha-manuk), Balok
pengerat yang melintang di tengah tengah pamidhangan.
10.
Penitih / panitih.
11.
Penangkur.
12.
Emprit-Ganthil, Penahan / pengunci purus
tiang yang berbentuk tonjolan; dudur yang terhimpit.
13 .Kecer, Balok yang menyangga molo serta
sekaligus menopang atap.
14. Dudur, Balok yang menghubungkan sudut
pertemuan penanggap, penitih dan penangkur dengan molo.
15. Elar (sayap), Bagian perluasan keluar
bagian atas sakaguru yang menopang atap.
16. Songgo-uwang, Konstruksi penyiku /
penyangga yang sifatnya dekoratif
0 komentar:
Posting Komentar